Pendidikan merupakan faktor utama dalam menentukan kemajuan sebuah
bangsa. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka akan semakin baik sumber
daya manusia yang ada, dan pada akhirnya akan semakin tinggi pula daya kreatifitas
pemuda Indonesia dalam mengisi pembangunan sebuah bangsa. Namun di Indonesia,
untuk mewujudkan pendidikan yang baik dan berkualits sesuai dengan standar
nasional saja masih sulit.
Berbagai permasalahan seringkali menghambat peningkatan mutu pendidikan
nasional, khususnya di daerah tertinggal atau terpencil, yang pada akhirnya
mewarnai perjalanan pendidikan di Indonesia. Di daerah terpencil masih banyak
dijumpai kondisi dimana anak-anak belum terlayani pendidikannya. Angka putus
sekolah yang masih tinggi. Juga masalah kekurangan guru, walaupun pada sebagian
daerah, khususnya daerah perkotaan persediaan guru berlebih. Sarana dan prasana
yang belum memadai. Itulah sederet fakta – fakta yang menghiasi wajah
pendidikan kita di daerah terpencil.
Di desa Alas Rajah sendiri ada 5 sekolah yaitu SMP Nurul Arifin, MI
– SMP Nurul Ikhlas, MI Baitur Rohman, SDN Alas Rajah 01 dan SDN Alas Rajah
02.Rata – rata kondisi sekolah di Desa Alas Rajah berbeda dengan
sekolah-sekolah yang ada di kota. Kondisi sekolahnya masih memiliki sarana dan
prasarana yang kurang memadai. Ruang kelas dan bangku yang kurang layak, tempat
sampah yang rata-rata masih belum tersedia dan tenaga pendidik yang masih
kurang.
Pertama kali kami mengajar pada hari senin tanggal 8 Juli 2019 di
SMP Nurul Arifin. Anggota kelompok KKN 02 yang berjumlah 15 orang dibagi
kedalam 3 kelas. Sebelum berangkat kami sarapan bersama-sama. Kami berangkat
pukul 07.15 WIB karena SMP Nurul Arifin masuk pada pukul 07.30 WIB. Sesampainya
disana,sudah banyak murid yang datang ke sekolah namun belum ada guru yang
datang, akhirnya kami menyuruh para siswa untuk memasuki ruang kelas karena
waktu telah menunjukkan pukul 07.30 WIB. Setelah memasuki ruang kelas
masing-masing, kami tertegun melihat kelas 8 yang hanya ada 7 siswa yang
terdiri 2 siswa perempuan dan 5 siwa laki-laki. Namun, kondisi tersebut tidak
menyurutkan semangat kami dan siswa untuk tetap mencari ilmu. Menurut jadwal
yang ada, seharusnya pelajarannya adalah IPA, namun karena buku paket yang
digunakan belum ada, akhirnya kami memutuskan untuk memberikan pelajaran TIK.
Kami melakukan pelatihan bagaimana cara mengetik menggunakan Microsoft Word.
Ternyata para siswa belum mengerti apa itu Microsoft word. Dengan
telaten kami melatih satu per satu para siswa untuk mengetik. Kami melihat
wajah bahagia dari para siswa setelah bisa menggunakan Microsoft word.
Dan di malam harinya setelah sholat maghrib, kami mengajar ngaji
anak-anak disekitar rumah pak klebun. Hal ini rutin kami lakukan mulai malam
kedua kami tinggal di Alas Rajah. Ada sekitar 10 anak yang mengaji di Musholla
tersebut. Anak-anak tersebut juga terlihat antusias saat kami datang mengajar.
Saat hari terakhir mengajar, salah satu guru SDN Alas rajah 01
memberikan pesan dan kesan kepada kami “ Terimakasih sudah membantu kami
mengajar disini, semoga ilmu yang kalian sampaikan bermanfat bagi siswa-siswi
disini. Semoga kalian juga cepat lulus agar tidak menyusahkan orang tua “.
.
0 komentar:
Posting Komentar