Minggu, 28 Juli 2019

Potensi Pendidikan Bermutu yang Minim



Pendidikan merupakan faktor utama dalam menentukan kemajuan sebuah bangsa. Dengan tingkat pendidikan yang tinggi, maka akan semakin baik sumber daya manusia yang ada, dan pada akhirnya akan semakin tinggi pula daya kreatifitas pemuda Indonesia dalam mengisi pembangunan sebuah bangsa. Namun di Indonesia, untuk mewujudkan pendidikan yang baik dan berkualits sesuai dengan standar nasional saja masih sulit.
Berbagai permasalahan seringkali menghambat peningkatan mutu pendidikan nasional, khususnya di daerah tertinggal atau terpencil, yang pada akhirnya mewarnai perjalanan pendidikan di Indonesia. Di daerah terpencil masih banyak dijumpai kondisi dimana anak-anak belum terlayani pendidikannya. Angka putus sekolah yang masih tinggi. Juga masalah kekurangan guru, walaupun pada sebagian daerah, khususnya daerah perkotaan persediaan guru berlebih. Sarana dan prasana yang belum memadai. Itulah sederet fakta – fakta yang menghiasi wajah pendidikan kita di daerah terpencil.
Di desa Alas Rajah sendiri ada 5 sekolah yaitu SMP Nurul Arifin, MI – SMP Nurul Ikhlas, MI Baitur Rohman, SDN Alas Rajah 01 dan SDN Alas Rajah 02.Rata – rata kondisi sekolah di Desa Alas Rajah berbeda dengan sekolah-sekolah yang ada di kota. Kondisi sekolahnya masih memiliki sarana dan prasarana yang kurang memadai. Ruang kelas dan bangku yang kurang layak, tempat sampah yang rata-rata masih belum tersedia dan tenaga pendidik yang masih kurang.
Pertama kali kami mengajar pada hari senin tanggal 8 Juli 2019 di SMP Nurul Arifin. Anggota kelompok KKN 02 yang berjumlah 15 orang dibagi kedalam 3 kelas. Sebelum berangkat kami sarapan bersama-sama. Kami berangkat pukul 07.15 WIB karena SMP Nurul Arifin masuk pada pukul 07.30 WIB. Sesampainya disana,sudah banyak murid yang datang ke sekolah namun belum ada guru yang datang, akhirnya kami menyuruh para siswa untuk memasuki ruang kelas karena waktu telah menunjukkan pukul 07.30 WIB. Setelah memasuki ruang kelas masing-masing, kami tertegun melihat kelas 8 yang hanya ada 7 siswa yang terdiri 2 siswa perempuan dan 5 siwa laki-laki. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat kami dan siswa untuk tetap mencari ilmu. Menurut jadwal yang ada, seharusnya pelajarannya adalah IPA, namun karena buku paket yang digunakan belum ada, akhirnya kami memutuskan untuk memberikan pelajaran TIK. Kami melakukan pelatihan bagaimana cara mengetik menggunakan Microsoft Word. Ternyata para siswa belum mengerti apa itu Microsoft word. Dengan telaten kami melatih satu per satu para siswa untuk mengetik. Kami melihat wajah bahagia dari para siswa setelah bisa menggunakan Microsoft word.
Dan di malam harinya setelah sholat maghrib, kami mengajar ngaji anak-anak disekitar rumah pak klebun. Hal ini rutin kami lakukan mulai malam kedua kami tinggal di Alas Rajah. Ada sekitar 10 anak yang mengaji di Musholla tersebut. Anak-anak tersebut juga terlihat antusias saat kami datang mengajar.
Saat hari terakhir mengajar, salah satu guru SDN Alas rajah 01 memberikan pesan dan kesan kepada kami “ Terimakasih sudah membantu kami mengajar disini, semoga ilmu yang kalian sampaikan bermanfat bagi siswa-siswi disini. Semoga kalian juga cepat lulus agar tidak menyusahkan orang tua “.

.


0 komentar:

Posting Komentar